Sabtu, 28 Desember 2013

Makalah Manajemen

0

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam perkembangan sumber daya manusia, perusahaan atau organisasi sangat berperan erat dan aktif dalam menunjang keberhasilan dan tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang sangat relevan pada setiap struktur-struktur organisasi, agar dalam proses terlaksananya visi dan misi dari organisasi atau perusahaan tersebut tujuan dari organisasi atau perusahaan dapat membuahkan hasil yang memuaskan serta dapat menopang kesuksesan didalam suatu organisasi. Berkenaan dengan itu, organisasi atau perusahaan mempunyai seseorang yang dalam kegiatannya mengatur dan menjalankan organisasi atau perusahaan agar usaha tersebut dapat terus berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Dalam hal ini seseorang yang mengatur dan menjalankan suatu organsasi atau perusahaan dinamakan dengan manajer, dialah
yang memegang peranan kelangsungan hidup dan aktivitas-aktivitas dari organisasi atau perusahaan. Tentunya manajer disini mempunyai kemampuan yang sangat
cerdas dan pandai dalam mengendalikan organisasi atau perusahaan dalam keadaan apapun.
Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa sturktur-sturktur dan sistem-sistem yang saling terintegrasi satu sama lain dalam pelaksanaannya. Seorang manajer dalm mengatur atau menjalankan suatu organisasi atau perusahaan mempunyai fungsi-fungsi sendiri, keberhasilan dari seorang manajer inilah yang dalam pelaksanaan prosesnya menggunakan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti yang telah diuraikan oleh seorang cendikiawan dan industrialis perancis Henry Fayol bahwa fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatannya agar mencapai tujuan. Hal inilah yang menjadikan manajemen ikut berperan dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang dilaksanakan oleh seorang manajer, sehingga antara manajemen, manajer dan organisasi mempunyai sendi-sendi yang saling terikat dan tersinkronisasi satu sama lain.
Manajer yang melaksanakan kegiatannya pada suatu organisasi atau perusahaan berdasarkan fungsi manajemen mempunyai 4 tahap pelaksanaan. Dari tiap tahap-tahap tersebut manajer bisa kita lihat bagaimana dia mengatur atau menjalankan organisasi atau perusahaan yang dimilikinya.
Pertama, bagaimana seorang manajer merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Perencanaan ini merupakan kegiatan yang berupa menyusun, merancang, dan menganalisis bagaimana aktifitas organisasi atau perusahaan kedepannya. Sehingga, dengan adanya perencanaan maka kegiatan yang akan dikerjakan semakin terarah dan tepat pada sasaran tujuan. Seorang manajer yang bijak dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang diprioritaskan didalam organisasi atau perusahaan. Dengan begitu, produktifitas akan organisasi atau perusahaan bisa menghasilkan output yang baik tanpa harus merusak atau menghapus kegiatan-kegiatan yang lain.
Pengorganisasian adalah pembagian dari aktifitas-aktifitas anggota organisasi atau perusahaan menjadi beberapa sub-sub pada bidangnya masing-masing. Pengorganisasian merupakan tahap kedua fungsi manajemen setelah perencanaan, didalam organisasi seorang manajer ikut berperan dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakannya mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dibagi dalam struktur-struktur organisasi, yang secara tidak langsung menjadi manajer dalam bidangnya masing masing sehingga antara manajer pusat dengan manajer pada masing-masing bidang mempunyai ikatan yang saling berotasi satu sama lain, hal inilah yang mengakibatkan terjadinya proses sentralisasi dan desentralisasi yang mana antara manajer pusat dengan manajer pada bidangnya masing-masing memiliki kebijakan-kebijakannya sendiri. Berkenaan dengan ini, maka secara tidak langsung pengorganisasian merupakan suatu kegiatan dimana diantara masing-masing manajer saling mengorientasikan kebijakannya kepada satu manajer atau manajer pusat.
Tahap yang ketiga adalah Pengarahan, dalam tahap ini seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dalam membimbing dan mengatur anggota-anggotanya, karena pengarahan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana dalam prosesnya memerlukan komunikasi yang baik diantara manajer dengan bawahannya. Sehinnga komunikasi yang baik, bisa memberikan apresiasi dan semangat kepada bawahannya layaknya sebuah motivasi dalam melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan pengarahan ini, maka pihak organisasi atau perusahaan dapat menetapkan dan menyusun personel yang akan mengisi berbagai kegiatan-kegiatan.
Komunikasi dalam tahap pengarahan merupakan hal yang terpenting dalam manajemen, karena proses manajemen baru terlaksana jika komunikasi dilakukan. Seperti halnya perintah, laporan, informasi, berita, saran, dan hubungan-hubungan dapat dilakukan dengan komunikasi saja, tanpa komunikasi maka proses manajemen tidak akan terlaksana.
Dan terakahir adalah tahap pengawasan, tahap ini merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang sangat penting dalam rangka menjaga dan mengawasi agar pelaksanaan kegiatan disuatu organisasi atau perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Fungsi pengawasan dalam manajemen sering juga disebut dengan pengendalian, yaitu fungsi manajemen yang kegiatannnya berupa penilaian, mengukur dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan bahwa tujuan organisasi disemua tingkat dan rencana yang didesain untuk mencapainya sedang dilaksanakan. Sehingga bawahan akan senantiasa melaksanakan tugasnya secara efektif dan efesiensi, karena fungsi pengendalian atau pengawasan ini merupakan fungsi yang memberikan tugas kepada seorang manajer untuk melihat secara langsung kinerja dari masing-masing bawahannya.
Dapat diasumsikan bahwa manajemen dalam organisasi mempunyai ikatan-ikatan yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam fungsi dan sistemnya. Sehingga sangatlah penting bagi organisasi atau perusahaan dalam menjalankan proses usahanya menggunakan fungsi manajemen. Karena, dengan adanya fungsi manajemen ini maka organisasi atau perusahaan dapat menjalankan proses usahanya secara semaksimal mungkin, guna mempertahankan likuiditas dari perrusahaan, serta untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi atau perusahaan.
1.2.Rumusan Masalah
Manajemen merupakan suatu fungsi yang melibatkan segala aspek bidang dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini manajer juga merupakan aktor utama yang menjalankan proses dan fungsi manajemen didalam organisasi atau perusahaan, oleh karenanya sebuah organisasi atau perusahaan akan mencapai kesuksesan jika pelaksanaan sistem dari fungsi-fungsi manajemen dapat terlaksana secara efektif dan efisiensi. Sehingga antara manajemen dan organisasi mempunyai ketrgantungan yang saling mengikat dalam pelaksanaan proses usaha. Karena, jika organisasi tidak menggunakan fungsi manajemen, maka organisasi atau perusahaan tersebut akan mengalami kehancuran, begitupun sebaliknya jika fungsi manajemen tidak dipakai dalam organisasi atau perusahaan maka fungsi manajemen tersebut hanya akan menjadi kertas tipis yang mengambang diudara.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen dalam mencapai tujuan organisasi sangatlah penting, karena suatu organisasi atau perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sehingga fungsi manajemen ikut berperan dalam mencapainya. Dari uraian yang dikemukakan, maka pokok permasalahan utama dalam diskusi ini adalah :
  1. Bagaimana hubungan manajemen dalam sebuah organisasi atau perusahaan ?
  2. Mengapa peran manajer begitu penting dalam sebuah organisasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur." Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen merupakan suatu keistemewaan dalam menangani masalah waktu dan hubungan manusia ketika hal tersebut muncul dalam organisasi. Manajemen juga merupakan suatu usaha menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan mengingat masa lalu dan masa kini, manajemen juga bisa dipraktekkan di dalam dan refleksi dari era sejarah tertentu serta menghasilkan konsekuensi dan pengaaruh yang muncul  dengan berlalunya waktu.
kita baru saja memperhatikan bagaimana organisasi mempengaruhi masa lalu, masa kini dan masa depan. Ide tentang waktu dalam organisasi mempunyai beberapa elemen sebagai berikut :
            a.  manajer bertindak dalam hubungan yang bersifat dua arah, setiap pihak dipengaruhi oleh yang lain.
  b.   manajer bertindak dalam hubungan yang pengaruhnya menyebar pada orang lain, dapat membuat menjadi lebih baik dan bisa pula lebih buruk.
  c.  manajer dengan cepat memainkan hubungan simultan berganda.
2.2.  Prinsip Manajemen Fayol
Henry Fayol sebenarnya bukanlah cendekiawan, ia adalah pebisnis Perancis yang dengan cermat menganalisis riwayat kerjanya yang panjang di dalam bidang manajemen, dan menulis prinsip-prinsip manajemen dalam buku Administration Industrielle et Generale. karena seorang praktisi, Fayol tidak menghasilkan teori yang lengkap atau falsafah yang mendalam tentang manajemen. prinsip manajemen yang ditulisnya bersifat universal, artinya prinsip-prinsip ini dapat diterapkan di dalam organisasi manapun. prinsip-prinsip ini juga tidak secara kaku harus ada di dalam setiap organisasi, tetapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi. dan prinsip-prinsip Fayol itu adalah :
a.    Pembagian Kerja
                 Pembagian kerja merupakan spesialisasi yang dianggap perlu agar penggunaan tenaga kerja bisa efisien.
b.   Otoritas dan Tanggung Jawab
Fayol melihat bahwa ada hubungan antara otoritas dan tanggung jawab. Tanggung jawab muncul dari adanya otoritas. Jadi, jika seorang ketua harus bertanggung jawab akan lancarnya suatu acara, ia juga harus diberi kekuasaan yang sepadan.
c.    Disiplin
Agar tujuan organisasi bias tercapai, harus ada disiplin. tidak ada bisnis yang dapat berjalan lancar bila tidak memiliki disiplin. namun, disiplin tidak datang dengan sendirinya. disiplin harus diterapkan dan dipertahankan.
d.   Kesatuan Komando
Kesatuan komando berarti bawahan harus menerima perintah dari satu atasan saja.bila bawahan menerima perintah dari banyak atasan maka akan terjadi kekacauan, apalagi bila perintah tersebut berlainan, atau bahkan berlawanan.
e.    Kesatuan Pengarahan
Menurut prinsip ini, setiap kelompok aktivitas dengantujuan yang sama harus memiliki satu kepala dan satu rencana.
f.    Mengutamakan Kepentingan Umum dibanding Kepentingan Individu
Ini sudah jelas, kepentingan bersama harus lebih diutamakan dari kepentingan individu. Karena bila tidak, organisasi bisa berantakan.
g.   Gaji
Pemberian gaji harus adil bagi karyawan. Artinya, gaji yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan hidup, situasi ekonomi, serta kondisi perusahaan.
h.   Sentralisasi dan Desentralisasi
Seperti pembagian kerja, sentralisasi dianggap Fayol sebagai hal yang alami. Masalah ini juga tergantung pada proporsi. Diorganisasi yang kecil, yakni manajer langsung memberikan perintah kepada bawahan, terjadi sentralisasi secara absolute. Namun dalam skala besar, dimana ada rantai yang panjang antara manajer dan bawahan, maka perlu ada desentralisasi.
i.     Rantai Saklar
Fayol menganggap rantai saklar sebagai peningkat sebagai peringkat pangkat, mulai dari yang paling tingi sampai yang paling rendah. Hal ini tidak boleh dilanggar tanpa sebab, namun harus diperpendek bila birokrasi terlalu berbelit-belit.
j.     Keteraturan
Menurut Fayol keteraturan adalah menempatkan sesuatu atau seseorang yang tepat di tempat yang tepat. Keteraturan ini bisa tercipta melalui penggabungan atau keseimbangan antara pengetahuan manusia dan penggunaan sumber daya yang tersedia.
k.   Keadilan
Para karyawan akan memberikan kesetiaan bila pihak manajer juga bersikap adil dan baik pada karyawan. Sebaliknya, jika manajer bersikap sewenang-wenang maka jangan harap para karyawan akan bertahan lama.
l.     Stabilitas masa Jabatan
Baik manajer maupun karyawan membutuhkan waktu untuk mempelajari pekerjaan mereka. Jika seorang pegawai keluar atau dipindah dalam waktu singkat, maka perusahaan akan membuang-buang waktu lagi untuk mengajari pegawai baru.
m. Inisiatif
Inisiatif merupakan pemikiran atau pelaksanaan suatu rencana. Agar muncul inisiatif dari bawahan, manajer harus mengurangi egonya. Selama bawahan tidak melanggar otoritas atau disiplin, dan selama perwujudan inisiatif dapat membantu mencari tujuan.
n.   Semangat Korps
Inilah prinsip “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Dengan kesatuan komando, kerja sama kelompok akan dapat tercapai. Fayol memberikan saran bahwa manajer harus menjaga agar kelompok tetap bersama.
2.3. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
  1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan  sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
b.   Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
c.    Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
2.4. Pengertian Manajer
 Henry Mintzberg, seorang ahli teori manajemen terkenal, menunjukkan bahwa menejer merupakan suatu jabatan yang sangat penting, seperti yang diuraikannya sebagai berikut
" Tak ada jabatan didalam masyarakat kita yang lebih penting dari seorang manajer. Manajerlah yang menjadi penentu apakah lembaga-lembaga sosial melayani kita dengan baik atau mereka justru menyia-nyiakan potensi dan sumber daya yang kita miliki. Sekarang sudah waktunya untuk meninggalkan pola pikir lama tentang kerja manajerial dan mulai mempelajarinya secara realistis sehingga kita dapat segera memulai tugas berat untuk meningkatkan hasil kerja manajerial tersebut ".
Dalam setiap jabatan manajer selalu melekat satu tanggung jawab utama dalam membantu organisasi untuk mencapai kinerja yang tinggi melalui pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki, baik manusia dan material. Ini semua akan tercapai melalui proses manajemen, yang secara formal diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan.  
Manajer yang efektif akan memanfaatkan sumber daya organisasi sedemikian rupa sehingga membuahkan hasil kerja yang baik serta memberikan kepuasan bagi mereka yang ikut serta dalam melaksanakan pekerjaan yang diperlukan. Terdapat dua kriteria utama yang berhubungan dengan suatu kinerja masing-masing adalah efektifitas dan efesiensi.
a.       Efektifitas Kinerja
Efektifitas kinerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan. Apabila seorang supervisor dalam sebuah perusahaan manufaktur, efektifitas kinerja adalah apabila unit kerja seseorang mampu memenuhi target produksi baik dalam hal kuantitas maupun kualitas yang dihasilkan.
Pandangan mengenai efektifitas, pada tingkatan paling dasar terletak efektifitas individu,pandagan dari segi individu menekankan hasil karya karyawan atau anggota tertentu dari organisasi.tugas yang harus dilaksanakan biasanya di tetapkan sebagai bagian dari pekerjaan atau posisi dalam organisasi. Prestasi kerja individu dinilai secara rutin lewat proses evaluasi hasil karya yang merupakan dasar dari kenaikan gaji, promosi dan imbalan lain yang tersedia dalam organisasi.
                 Jarang sekali individu bekerja sendirian atau terpisah dari oarang-orang lain dalam organisasi. Dalam kenyataannya individu biasanya bekerja bersama-sama dalam kelompok kerja. Jadi kita masih perlu memikirkan pandangan lain mengebai efektivitas, yakni pandangan dari segi efektivitas kelompok. Dalam beberapa hal, efektivitas kelompok adalah sejumlah konstribusi dari semua anggotanya.
Pandangan yang ketiga adalah efektivitas organisasi. Organisasi terdiri dari individu dan kelompok; karna itu efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya. Sebenarnya, alasan bagi organisasi sebagai alat untuk melaksanakan pekerjaan masyarakat adalah bahwa organisasi itu dapat melakukan pekerjaan yang lebih banyak daripada yang mungkin dilakukan oleh individu.
 b.  Efisiensi Kinerja
Efisiensi kinerja mengukur biaya sumber daya yang diperlukan sehubungan dengan mencapai suatu tujuan dalam hal ini adalah pembandingan antara keluaran (output) riil yang dihasilkan dengan masukan ( input ) yang digunakan.
Seorang manajer yang efesien adalah, seorang yang mencapai output, atau hasil, yang di ukur dengan input ( tenaga kerja, material, dan waktu ) yang dipergunakan. Manajer yang bertindak secara efesien mampu meminimalkan biaya sumber daya yang diperlukan.
2.5. Pengertian Organisasi

Organisasi sebagai wadah dalam menjalankan kegiatan pada prinsipnya merupakan sub bagian pembahasan dalam manajemen yang tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya ,  karena organisasi merupakan salah satu alat yang digunakan dalam manajemen dalam mencapai tujuan yang di inginkan, yang pada pelaksanaannya sebagai kerangka kerja dan cara kerja secara bersama-sama dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai

Kata ”organisasi” mempunyai dua pengertian umum, pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti: organisasi perusahaan, instansi pemerintah, rumh sakit dan sebagainya, dan pengertian yang kedua berkenaan sebagai ”proses pengorganisasian” yaitu sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan di atara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Sedangkan pengorganisasian (organizing) adalah merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Terdapat 2 (dua) aspek utama dalam penyusunan struktur organisasi sebagai berikut :

a.       Departementalisasi

b.      Pembagian kerja

Departementalisasi adalah pengelompokan-pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama, hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi yang ditunjuk oleh suatu bagan organisasi.

Sedangkan pembagian kerja adalah uraian atau perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Dengan demikian secara prinsip dalam kedua aspek tersebut diatas merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian, Istilah tersebut digunakan untuk menunjukan hal-hal berikut ini :

a.       Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.

b.      Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.

c.       Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.

d.      Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam depertemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperluka untuk mengerjakan tugas tersebut.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasi dapat ditunjukan dengan tiga langkah prosedur berikut ini :

a.       Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.

b.      Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.

c.       Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatianya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidakefisienan dan konflik-konflik yang merusak.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu : 

a. Pembagian kerja,

b. Departementalisasi (atau sering disebut dengen istilah depertementasi)

c. Bagan organisasi formal

d. Rantai pemerintah dan kesatuan pemerintah

e. Tingkat-tingkat hierarki manajemen

f. Saluran komunikasi

g. Penggunaan komite

h. Rentang manajemen informal yang tak dapat  dihindarkan.

2.6. Hubungan Manajemen dalam Suatu Organisasi

2.6.1.      Fungsi perencanaan manajemen dalam sebuah organisasi
     Fungsi perencanaan sering kali dinamakan sebagi fungsi utama dari kegiatan manajemen, karena dalam perencanaan seluruh rangkaian aktivitas yang akan dilakukan, mengapa melakukan, kapan, dimana dan bagaimana melakukannya disusun. Dapat dikatakan, jika tidak ada fungsi perencanaan manajer tidak akan pernah tahu apa yang harus diorganisasikan, diarahkan dan dikontrol. Proses perencanaan melibat dua  elemen penting, yaitu tujuan (goals) dan rencana (plan). Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil yang diharapakan dapat diraih atau  dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep bentuk dan dokumentasi  yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer prencanaan, tujuan dan rencana adalah sesuatu yang harus dirumuskan olehnya.
a)      Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)
     Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa setiap organisasi memiliki suatu tujuan akhir. Misalnya, untuk organisasi bisnis atau perusahaan tujuan yang ingin dicapai adalah maksimalisasi keuntungan (Profit Maximation) . untuk organisasi nonprofit semisal yayasan, tujuan yang ingin dicapai adalah pemenuhan akan kebutuhan sekelompok orang tertentu. Dari segi keluasan dan waktu pencapaian, tujuan dapat dibedakan menjadi tiga,  yaitu tujuan strategis (Strategic Goals), tujuan taktis (Tactical Goals), dan tujuan operasional (operational Goals). Tujuan strategis adalah tujuan yang ingin dicapai leh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lama, biasanya 3 hingga 5 tahun atau lebih. Sebagai contoh tujuan srategis adalah "untuk menjadi market leader dalam bisnis makan siap saji". Pencapaian tujuan ini jelas tidak dapat dicapai dalaamhitungan hari, akan tetapi memerlukan waktu yang cukup lama. Tujuan taktis adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalamjangka waktu menengah, relatif lebih singkat dari tujuan strategis. Biasanya pencapaian tujuan ini antara 1 hingga 3 tahun. Sebagai contoh dari tujuan taktis adalah "meningkatkan pangsa pasar sebesar 30%". Peningkatan pangsa pasar sebesar 30% akan membantu perusahaan tersebut untuk menjadikan market leader dalam jangka panjang. Tujuan opersional adalah tujuan yang ingin dicapai dalam satu periode kegiatan perusahaan , biasanya antara 6 bulan hingga 1 tahun. Kadangkala juga dapat hingga mencapai 2 tahun. Tujuan operasional ini, dalam evaluasinya terkait dengan masa pelaporan keuangan perusahaan yang biasanya juga antara 6 bulan hingga 1 tahun. Sebagai c.ntoh dari tujuan opersional adalah "meningkatkan penjualan makanan siap saji sebesar 20% disetiap outlet". Peningkatan penjualan makanan siap saji sebesar 20% disetiapa outlet akan menunjukkan bahwa jumlah pelanggan yang membeli kepada perusahaan tersebut meningkat, dan dengan demikian akan mendukung pencapaian tujuan taktis, yaitu memperluas pangsa pasar menjadi 30%.
b)     Beberapa Jenis Rencana (Type of Planes)
     Rencana memiliki beberapa jenis, jika dilihat dari berbagai segi yang terkait, yaitu dari segi keluasan waktu (breadth and time frame), dari segi kejelasan (specifity), dan segi frekuensi penggunaan (frequency of Use ).
Dari segi keluasan waktu rencana dapat dibedakan menjadi:
a.    Rencana strategis atau jangka panjang adalah (strategic plan or long-term plans) adalah rencana yang akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam organisasi atau perusahaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan (strategic goals or organizational objectives). Bagaimana suatu perusahaan dapat menjadi marcet leader dalam makanan siap saji disusun dalam rencana strategis ini.
b.   Rencana taktis atau jangka menengah (tactical plans or  mid-term plans) adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka panjang. Bagiamana peningkatan pangsa pasar sebesar 30% dirumuskan dalam perencanaan taktis atau jangka menengah ini.
c.    Rencana operasional atau jangka pendek (oprerasonal plans or shorth-term plan) adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka menengah. Bagaimana peningkatan penjualan makanan siap saji di setiap outlet yang dimiliki perusahaan dirumuskan dalam rencana ini.
Dari segi kejelasan, rencana dapat dibagi dua, yaitu:
a)   Rencana spesifik (specific plans) adalah rencana yang rumusanya sudah jelas dan tidak memerlukan interpretrasi. Sebagai contoh, manajer menetapkan adanya peningkatan pangsa pasar sebesar 30% barangkali akan membuat rencana yang sangat jelas seperti prosedur kerja yang spesifik, alokasi anggaran yang ketat, dan penjadwalan   yang sudah jelas dan ketat.
b)   Rencana Direktif (directional plans) adalah rencana yang dirumuskan unutk mencapai tujuan tertentu, akan tetapi dalam pencapaiannya memberikan keleluasaan atau fleksibilitas untuk pencapaianya. Bagaimana peningkatan pangsa pasar sebesar 30% dapat dicapai barangkali tidak memerlukan rencana yang begitu spesifik.
Dari segi frekuensi penggunaan (frekuency of use), rencana dapat dibagi menjadi:
a)   Rencana sekali pakai (single-use plan), biasanya dilakukan untuk organisasi yang sifatnya kegiatanya temporal, seperti kepanitiaan. Contohnya adalah rencana kepanitiaan seminar, lokakarya dan lain-lain.
b)   Rencana yang penggunaanya secara terus-menerus (standing plans), biasanya digunakan oleh sebuah organisasi yang kegiatanya terus berkelanjutan dari waktu ke waktu. Contohnya adalah kebijakan, prosedur, dan aturan keja yang digunakan secara berkelanjutan oleh seluruh anggota organisasi.
       2.6.2. Fungi pengorganisasian dalam suatu organisasi
                 Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumberr daya organisasi sesuaidengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu.  Empat pilar dalam pengorganisasian:
a.    Pilar pertama: pembagian kerja (division of work), dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian tujuan tentunya telah ditentukan. Keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang telah direncanakan tersebut tentunya perlu disederhanakan guna memepermudah bagaimana pengimplementasianya. Upaya untuk menyederrhanakan dari seluruh kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat komleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiapa orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut dinamakan sebagai pembagian kerja (division of work). Sebagai contoh, dalam bisnis restoran , pembagian kerja dapat berupa pembagian kerja untuk bagian dapur, pelayanan pelanggan di meja makan, kasir dan lain-lain.
b.   Pilar kedua: pengelompokan kerja ( departmentalization ), setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yagn sejenis. Sebagai contoh, untuk bisnis restoran, pencatatan menu, pemberritahuan menu kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanandari bagian dapur kepada  para pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu.
c.    Pilar ketiga: penentuan relasi antarbagian dalam organisasi (hierarchy), ada dua konsep penting dalam proses penentuan  hieraraki  ini, yaitu span of management control dan chain of command. Span management control terkait dengan jumlah orang atau bagian bawah suatu departemen yang akan berrtanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu. Sebagai contoh, jika kita kembali menggunakan bisnis restoran tersebut diatas, barangkali kita dapat  bertanya lebih jauh, apakah ada bagian atas ketiga departemen atau bagian tersebut? Atau juga apakah ada bagian di bawah setiap departemen?. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan chain of command, yang menjelaskan bagiamana batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagaimana akan melaporkan ke bagian mana.
d.   Pilar kempat: koordinasi (coordination), langkah selanjutnya adalah bagaimana agar pembagian kerja yang telah dilakukan beserta penentuan desain organisasinya berjalan secara efektif dan efisien? Disinilah peran dari koordinasi diperlukan sebagia pilar terkhir dari pengorganisasian. Koordinasi (coordination) sebagaimana menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) pada dasarnya adalah the process of intergrating the activities of separate departments in order to pursue organizational goals effectively. Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari seluruh departemen  atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif. Tanpa koordinasi, berbagai kegiatan yang dilakukan disetiap bagian organisasi tidak akan terarah dan cenderung hanya membawa misi masing-masing bagian. 
     2.6.3. Fungsi Pengarahan dan Implementasi Manajemen Dalam suatu organisasi
     Fungsi pengarahan yang dimulai dari desain organisasi hingga penempatan sumber daya manusia untuk menjalankan rencana organisasi. Langkah berikut ini adalah bagaimana kemudian keseluruhan rencana yang telah diatur menurut struktur organisasi tertentu tersebut dapat diimplementasikan. Dalam manajemen SDM perusahaan berusaha mendapatkan tenaga kerja yang terbaik untuk dapat bekerja sesuai dengan jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi, maka dengan demikian langkah implementasi sangat ditentukan oleh sampai sejauh mana SDM perusahaan atau tenaga kerja yang telah dipilih dan ditempatkan tersebut menunjkan kinerja yang baik. Memandang sumber daya manusia berarti juga memandang bahwa sekalian mereka adalah tenaga kerja perusahaan, juga merupakan individu-individu yang memiliki karakteristiknya masing-masing. Jika demikian halnya, maka karakteristik individu akan sangat menentukan bagaimana langkah implementasi akan dijalankan. Bisa disimpulkan bahwa implementasi dari rencana organisasi sangat bergantung kepada karakteristik individu yang terdapat dalam organisasi. Oleh karenan itu , perusahaan perlu memahami lebih jauh mengenai karekteristik individu tersebut, termasuk sikap dan perilaku dari setiap individu perusahaan.
     Kunci pertama dalam fungsi pengarahan dan implementasi adalah pemahaman atas karakteristik dan peran individu dalam organisasi. Keragaman karakteristik individu perlu dipahami manajer sebelum implementasi dan fungsi pengarahan dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena keragaman individu dapat memberikan dampak yang berlawanan satu sama lain. Dampak positif ketika keragaman tersebut menjadi potensi untuk saling melengkapi, atau sebaliknya, dampak negatif sebagai sumber konflik bagi organisasi.
    2.6.4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian Manajemen dalam Suatu organisasi
a.            Pengawasan Berdasarkan proses kegiatan
  Terdapat tiga jenis fungsi pengawasan pada umumnya dilakukan manajemen di organisasi, terutama yang terkait dengan faktor waktu dalam menjalankan fungsi pengawasan, yaitu pengawasan awal (feedforward controlling), pengawasan proses (concurrent controlling), dan pengawasan akhir (feedback controlling). Pengawasan awal dilakukan biasanya untuk memastikan apakah seluruh faktor input produksi telah dilakukan biasanya untuk memastikan  apakah seluruh faktor input produksi telah sesuai dengan standar atau tidak. Kualitas dan kuantitas bahan baku, kualifikasi tenaga kerja yang akan ditugaskan, kesiapan mesin, dan lain sebagainya adalah sebagaian dari contoh pengawasan awal atau feedforward controlling. Sebagai contoh, bagi perusahaan yang bergerak dalam bisnis restoran, dianatara pengawasan awal yagn dapat dilakukan  adalah memastikan bahwa seluruh pekerja telah diberi tahu mengenai seluruh tugas yang harus mereka kerjakan setiap harinya, atau bagian dapur memastikan bahwa seluruh bahan-bahan makanan seperti lauk-pauk, sayur-mayur, dan lain-lainya telah tersedia dan memenuhi standar kesehatan dan kebersihan. Pengawasan proses adalah pengawasan yang dilakukan pada saat sebuah proses tengah berlangsung. Ketika seluruh faktor input produksi telah sesuai dengan standar, maka pengawasan preoses pada dasarnya dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh pengerjaan organisasi dijalankan sesuai dengan rencana dan prosedur kerja telah ditetapkan, serta memastikan bahwa seluruh perangakat pendukung berjalan sebagaimana mestinya. Sebagai contoh untuk pengawasan proses adalah bentuk penyeliaan (supervisi) yang dilakukan oleh kepala dapur terhadap seluruh staf di dapur yang melakukan kegiatan memasak, atau juga pengawasan dari kepala restoran terhadap seluruh pekerja di seluruh bagian dari mulai proses memasak, menyajikan kepada pelanggan, hingga bagaimana bagian keuangan mencatat dan mendokumentasikan keuangan perusahaan. Pengawasan akhir merupakan pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan sesuai, yaitu untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh pada saat pengerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan di awal proses yang telah dikerjakan. Contohnya, pengawasan yang dilakukan terhadap makanan yang telah dimasak sebelum disajikan pelayanan (bagian dapur), pengawasan terhadap bagaimana kesan pelanggan terhadap pelayanan selama di restoran (dapat diketahui diantaranya melalui anagket atau kepala restoran menanyai  langsung sesaat sebelum pelanggan keluar restoran), dan lain sebagainya.
        b. Pengawasan Internal dan Eksternal
Selain berdasarkan proses kegiatan atau waktu kegiatan, berdasarkan subjek yang melakukan pengawasan, jenis pengawasan juga dapat menjadi pengawasan internal(internal control) dan pengawasan ekternal (external control). Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan secara mandiri oleh setiap pekerja terhadap tugas yang dibebankan terhadapnya. Sebagai contoh, pekerja di bagian dapur (koki) secara sadar mandiri melakukan pengecekan masakanya apakah bahan-bahannya, proses memasaknya, hingga hasil masakanya sesuai dengan standar restoran ataukah tidak. Pengawasan eksternal adalah pengawasan yang dilakukan terhadap seseorang atau bagian oleh orang lain atau oleh bagian di luar bagian yang diawasi (biasanya bagian yang lebih tinggi). Kepala restoran mengawasi kepala bagian dapur, keuangan,dan pelayan atau kepala bagian dapur mengawasi staf bagian dapur, adalah salah satu contoh dari pengawasan eksternal. 
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap organisasi membutuhkan manajemen untuk mencapai sasaranya. seorang manajer harus mampu  mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan dalam organisasi tersebut. Dalam sebuah organisasi setiap anggota organisasi mempunyai tanggung jawab masing-masing dalam mencapai sasaran. Dengan manajemen, tujuan organisasi dapat tercapai yaitu mampu melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Organisasi mampu memengaruhi masa kini, dimana organisasi dapat mempersiapkan kebutuhan untuk masa kini seperti organisasi yang memproduksi makanan siap saji. Kemudian organisasi mampu memengaruhi masa depan, dimana organisasi mampu merencanakan dan mampu membangun masa depan yang lebih baik dan membantu individu untuk melekukan hal yang sama. Dan organisasi memengaruhi masa lalu, yakni organisasi belajar dari masa lalu untuk menjadi lebih baik. Menurut Fayol manajemen dalam sebuah organisasi adalah sebuah keterampilan seperti yang lain—seuatu yang dapat diajarkan kalau prinsip dasarnya dipahami. Prinsip-prinsip menurut Fayol tidak secara kaku hsrus ada dalam setiap organisasi, tetapi tetapi diseusaikan dengan situasi dan kondisi setiap organisasi. Prinsip-prinsip itu adalah pembagian kerja, otoritas dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan pengarahan, menomorduakan kepentingan individu dibandingkan dengan kepentingan umum, gaji, sentralisasi dan disentraslisasi, rantai saklar, keteraturan, keadilan, stabilitas masa jabatan, inisiatif, dan semangat korps. Manajemen dalam sebuaah organisasi mempunyai landasan dalam menetapkan suatu tujuan atau yang sering disebut dengan fungsi manajemen. Fungsi itu sendiri menurut Fayol adalah perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan. Dalam sebuah organisasi  tidak terlepas dari peran manajer, karena peranya begitu penting dalam organisasi. Manajerlah yang menjadi penentu apakah lembaga-lembaga sosial melayani kita dengan baik atau mereka justru menyia-nyiakan potensi dan sumber daya yang kita miliki.
3.2. Saran
1.    Dalam organisasi, manajemen haruslah diimplementasikan dalam setiap kegiatan dan aktivitas organisasi tersebut.
2.    Manajer harus mampu melakukan fungsi manajemen secara efektif dan efisien  agar tujuan organsasi dapat tercapai.
3.    Didalam struktur organisasi manajer dari tiap-tiap bidang harus bisa melakukan komunikasi secara kontinyu.
Daftar Pustaka
M.Ivan cevich, john. 1999. organisasi dan manajemen. Jakarta: Erlangga.
Freeman, R. Edward. 1996. manajemen jilid 1 edisi Bahasa Indonesia. Indonesia: PT Buana Ilmu Populer.
Saefullah, kurniawan, dkk. 2004. pengantar manajemen. Bandung: Kencana.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com