Sudah beberapa tahun aku hidup di tempat baru ini. Ayahku yang kerja sebagai penjaga sekolah telah mendapat kepercayaan untuk mengurusi pohon sawit yang tertanam banyak di sekitaran lingkungan sekolah. Ya, itu juga salah satu tambahan untuk membeli kebutuhan keluarga kalau buah sawitnya sudah matang. Kami yang mendapat rumah dinas dekat dengan sekolah. Membuat ibuku untuk berinisiatif membuka warung kecil-kecilan. Karena, itu lingkungan sekolah dasar, maka ibuku hanya menjual makanan-makanan ringan, pempek, kemplang, cenil, tekwan, es (inget banget, tiap pagi udah tugasku buat beli es batu), dan lain-lain. Udah lupa jualan apa aja ibuku. Ya, meskipun kecil-kecilan, tapi bisa buat makan sehari-hari.
Sebelum masuk SD, aku dimasukan oleh Bapakku ke TK yang tepat berada di belakang SD, dulu tempat itu cukup ramai. Tapi, entah kenapa saat aku sudah masuk sekolah dasar, gedung tempat TK itu sudah tidak terawat lagi, rusak, penuh rumput, bahkan atapnya udah terkoyak.
Tiap pagi, aku selalu malu-malu masuk kesana. Nggak bisa ngomong apa-apa.
Yang aku inget, tiap hari apa gitu, lupa. Selalu dibuatin bubur kacang ijo sama susu dari guru TK.
Di sebelah gedung TK itu ada rumah yang menjadi pengajar di TK, namanya bu Sukadi kalo nggak salah. Bu Sukadi ini, salah satu keluarga yang memberikan kenang-kenangan lucu buat aku. Jadi, pas lebaran idul fitri, kan biasa kalo kita mampir ke rumah-rumah tetangga. Dulu, sebelum aku kenal sama teman-teman disana, kalo lebaran memang bareng bapak sama ibu. Kemana aja pokoknya. Nah kebetulan pas kami main kerumah Bu Sukadi, beliau kan mau pergi ke Palembang kalo nggak salah. jadi, hari dirumahnya kami cuma disediain teh hangat sama kelempang. Kami, sih, bukan mempermasalahin sama yang disajikannya. Tapi, karena rumah-rumah sebelumnya selalu dikasih kue-kue, kan lucu aja tiba-tiba dikasih teh hangat sama kelempang.
Ya, hidup di tempat baru itu memang menyenangkan. Aku bisa menikmati alam yang saat itu belum jarang tersentuh ban-ban yang silih berganti lewat. Hanya ketek yang memberikan suara-suara kenangan tiap pagi, siang dan malam. Pokoknya, waktu itu desaku benar-benar desa yang paling kucintai.
Aku rindu desaku.
Yang dulu.
0 komentar:
Posting Komentar